Cara menanam padi itu nggak cuma soal sebar benih dan tunggu panen, loh. Banyak tahapan yang harus kamu pahami biar hasilnya maksimal. Apalagi kalau kamu pengin hasil panennya bagus dan cocok diproses pakai mesin perontok padi, semua proses dari awal harus benar.

Dari mulai persiapan lahan, semai benih, tanam, sampai panen semuanya perlu dilakukan dengan teliti. Nah, biar kamu nggak bingung, yuk kita bahas langkah-langkahnya satu per satu!

Cara Menanam Padi

Nasi kucing dikenal dengan porsi kecil dan lauk sederhana, namun rasanya tetap menggugah selera. Sebelum membuatnya, penting untuk memperhatikan kualitas nasi.

Beras yang pulen dan harum sangat dipengaruhi oleh proses penggilingan. Menggunakan mesin penggiling padi yang bersih dan modern bisa jadi kunci kelezatan nasi kucing.

1. Siapkan Lahan untuk Menanam Padi dengan Baik

Sebelum masuk ke tahap tanam, lahan sawahnya harus disiapkan dulu. Biasanya, petani akan mengolah tanah dengan membajak menggunakan hand traktor atau bajak tradisional. Tujuannya untuk menggemburkan tanah dan menghilangkan gulma.

Setelah itu, lahan diratakan dan digenangi air selama beberapa hari. Proses ini disebut penggenangan awal agar tanah siap ditanami bibit padi. Jangan lupa, bersihkan juga sisa tanaman atau rumput liar biar nggak mengganggu pertumbuhan padi nantinya.

2. Semai Benih Padi yang Unggul

Langkah berikutnya yaitu menyemai benih. Pilih benih padi yang berkualitas, tahan hama, dan sesuai dengan kondisi lahanmu. Rendam benih dalam air hangat selama 24 jam, lalu tiriskan dan biarkan benih berkecambah sekitar dua hari.

Setelah itu, sebar benih di lahan khusus persemaian yang sudah disiapkan. Biasanya, butuh waktu sekitar 20–25 hari sebelum bibit siap dipindahkan ke sawah.

3. Tanam Bibit dengan Jarak Ideal

Setelah bibit tumbuh, waktunya pindah tanam ke sawah. Gunakan sistem tanam jajar legowo, yaitu dengan memberi jarak sekitar 25 x 25 cm antar tanaman. Cara ini terbukti meningkatkan hasil panen karena tiap tanaman dapat sinar matahari yang cukup dan aliran airnya lancar.

Tanam bibit secara tegak dan hati-hati, jangan terlalu dalam atau terlalu dangkal. Biasanya, satu lubang cukup di isi 2–3 batang bibit.

4. Rawat dengan Pemupukan dan Pengairan

Setelah tanam, tanaman padi harus di rawat dengan baik. Lakukan pemupukan sesuai fase pertumbuhannya. Gunakan pupuk dasar seperti urea, TSP, dan KCL agar batang padi kuat dan daunnya hijau sehat.

Selain itu, pastikan air di sawah tetap cukup, terutama pada fase awal pertumbuhan dan saat mulai berbunga. Jangan biarkan sawah kekeringan, ya! Tapi juga jangan terlalu lama di genangi terus-menerus, karena bisa menyebabkan akar membusuk.

5. Kendalikan Hama dan Penyakit

Padi juga rawan terkena serangan hama seperti wereng, tikus, dan ulat. Gunakan pestisida atau cara alami seperti tanam tanaman pengusir hama di pinggir sawah.

Jangan tunggu sampai kerusakan parah baru di tangani, loh! Periksa kondisi sawah secara rutin agar kamu bisa langsung tahu kalau ada gejala aneh pada tanaman.

6. Menanam Padi dengan Waktu yang Tepat

Setelah sekitar 3–4 bulan, padi biasanya sudah siap panen. Ciri-cirinya: batang mulai menguning, gabah mengeras, dan daun mengering. Nah, waktu panen yang tepat itu penting banget supaya gabah tidak rontok dan hasilnya bisa di proses maksimal.

Kalau kamu punya akses ke mesin perontok padi, panen jadi lebih mudah. Gabah bisa langsung di pisahkan dari batangnya tanpa harus di pukul-pukul manual. Hemat tenaga dan hasilnya pun lebih bersih!

Kesimpulan

Gimana? Cara menanam padi memang butuh proses dan perhatian, tapi hasilnya sepadan, loh! Mulai dari persiapan lahan, semai bibit, perawatan, hingga panen semua langkah harus di jalani dengan cermat. Apalagi kalau kamu udah punya mesin perontok padi, proses panen bakal makin cepat dan efisien.

Yuk, mulai tanam padi sendiri atau bantu edukasi petani di sekitarmu. Soalnya, dari butiran padi inilah nasi lezat di piring kita berasal.