Kelapa parut adalah bahan penting dalam banyak masakan khas Indonesia. Dari santan untuk sayur lodeh, hingga topping kue tradisional, semuanya membutuhkan kelapa parut yang segar. Namun karena sifatnya yang mudah rusak, penting untuk tahu cara menyimpan kelapa yang sudah diparut agar tidak cepat basi, tengik, atau berjamur.

Nah, jika kamu sering membeli atau memarut kelapa sendiri dan ingin menyimpannya untuk digunakan kemudian, berikut ini adalah tips penyimpanan kelapa parut agar tetap awet dan segar, cocok untuk kebutuhan rumah tangga maupun usaha makanan.

Cara Menyimpan Kelapa Yang Sudah Diparut

1. Gunakan Kelapa Berkualitas dan Alat yang Higienis

Gunakan kelapa berkualitas dan alat yang higienis. Pilihlah kelapa tua dengan daging tebal, putih bersih, dan tidak berbau asam. Untuk hasil yang lebih halus dan bersih, sebaiknya gunakan mesin parut kelapa daripada alat tradisional yang karatan atau sulit dibersihkan, karena kebersihan sangat mempengaruhi daya tahan kelapa parut.

2. Wadah Kedap Udara adalah Kunci

Wadah kedap udara adalah kunci utama. Setelah kelapa diparut, segera masukkan ke dalam toples kaca atau plastik food grade dengan tutup rapat. Tujuannya adalah agar udara lembap dari luar tidak masuk, karena bisa mempercepat fermentasi alami pada kelapa.

3. Langsung Simpan di Kulkas 

Langsung simpan di kulkas jika hanya untuk pemakaian harian. Kalau kamu berencana menggunakannya dalam 1 sampai 2 hari, cukup simpan di rak bawah kulkas. Ini akan menjaga suhu tetap stabil. Jangan lupa beri label tanggal agar kamu tahu batas waktu kelayakannya.

4. Gunakan Freezer Untuk Penyimpanan Lebih dari 3 Hari

Gunakan freezer jika ingin menyimpan lebih dari 3 hari. Bungkus kelapa parut menggunakan plastik ziplock atau plastik vakum agar tidak ada udara yang masuk. Metode ini bisa membuat kelapa bertahan hingga 2 sampai 3 minggu. Sebelum digunakan, cukup diamkan di suhu ruang atau kukus sebentar agar kembali empuk.

5. Jangan Pernah Menyimpan di Suhu Ruang

Jangan pernah menyimpan kelapa parut di suhu ruang terlalu lama. Dalam waktu kurang dari 12 jam, kelapa bisa berubah bau, menjadi berair, dan tidak lagi layak konsumsi. Penyimpanan tanpa pendingin hanya akan membuat bahan ini cepat rusak.

6. Gunakan Mesin Parut Berkualitas untuk Skala Usaha

Untuk skala usaha, pakailah mesin parut kelapa yang berkualitas. Jika kamu memproduksi kelapa parut untuk dijual atau digunakan dalam usaha kuliner, mesin parut  bisa jadi solusi terbaik agar lebih higienis, cepat, dan efisien.

7. Ciri-Ciri Kelapa Parut yang Sudah Tidak Layak Pakai

Terakhir, kenali ciri-ciri kelapa parut yang sudah tidak layak pakai. Jika aromanya sudah asam atau tengik, teksturnya terlalu lembek, berair, atau muncul bercak abu-abu kehitaman, sebaiknya jangan digunakan lagi karena berisiko menimbulkan gangguan kesehatan.

Penutup

Kelapa parut bisa jadi penyelamat dapur jika disimpan dengan benar. Jangan sampai niat masak enak malah berakhir dengan kekecewaan karena kelalaian dalam penyimpanan bahan. Dengan memahami cara menyimpan kelapa yang sudah diparut secara tepat, kamu bisa menjaga kualitas bahan tetap segar, higienis.

Kebiasaan kecil seperti menggunakan wadah kedap udara, menyimpan di suhu yang sesuai, hingga memilih alat parut yang bersih dan berkualitas bisa memberikan dampak besar pada hasil masakan. Bukan hanya untuk kebutuhan rumah tangga, pengetahuan ini juga sangat berguna jika kamu ingin merintis usaha makanan rumahan.

Ingat, keberhasilan usaha kuliner bukan hanya soal rasa, tapi juga soal ketelitian menjaga kualitas bahan baku. Mulailah dari hal kecil seperti menyimpan kelapa parut dengan cara yang benar, dan lihat bagaimana hal tersebut bisa membuka jalan menuju usaha yang lebih besar dan menguntungkan!