Kekurangan penggorengan vacuum frying pertama tama. Teknologi vacuum frying kini jadi pilihan utama banyak pelaku usaha makanan ringan, terutama untuk menghasilkan keripik buah dan sayuran dengan warna cerah, rasa alami, dan kadar minyak rendah.
Penggorengan ini bekerja di bawah tekanan udara rendah sehingga bahan makanan bisa matang pada suhu yang lebih rendah dibanding penggorengan biasa. Hasilnya, produk tetap renyah tanpa kehilangan aroma dan nutrisinya.
Namun, meski banyak keunggulan, bukan berarti metode ini tanpa kelemahan. Ada sejumlah hal penting perlu kamu pahami sebelum putuskan pakai sistem penggorengan modern ini, baik dari sisi biaya, perawatan, maupun efisiensi kerja.
Kekurangan Penggorengan Vacuum Frying
Vacuum frying adalah metode menggoreng dengan menurunkan tekanan udara di dalam wadah tertutup (vakum). Dalam kondisi ini, titik didih minyak menjadi lebih rendah.
Sehingga bahan makanan bisa matang sempurna tanpa harus terkena suhu tinggi. Proses ini sangat ideal untuk buah-buahan, sayuran, dan bahan sensitif terhadap panas.
Tapi, meskipun hasil akhirnya terlihat menggoda, sistem ini punya beberapa kekurangan yang sering menjadi pertimbangan utama bagi pengusaha kecil maupun industri skala menengah.
1. Harga Mesin Relatif Mahal
Kekurangan paling nyata dari penggorengan vacuum frying adalah harga mesinnya yang tergolong tinggi. Teknologi vakum membutuhkan sistem yang kompleks seperti tangki tahan tekanan, pompa vakum, dan pendingin minyak.
Semua komponen ini membuat biaya produksi mesin jadi mahal. Untuk skala kecil saja, harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Bagi pelaku usaha baru, ini jelas menjadi kendala besar. Itu karena butuh modal besar di awal tanpa jaminan balik modal cepat.
2. Kekurangan Penggorengan Vacuum, Kapasitas Produksi Terbatas
Penggorengan vacuum frying bekerja secara batch, bukan sistem berkelanjutan. Artinya, kamu hanya bisa menggoreng sejumlah bahan tertentu per proses.
Setelah selesai, mesin perlu dikosongkan dan didinginkan sebelum digunakan lagi. Proses ini membuat kapasitas produksinya terbatas.
Nah, terutama jika permintaan pasar sedang tinggi. Jadi, kalau kamu menargetkan penjualan dalam jumlah besar, penggunaan vacuum frying bisa terasa lambat dan kurang efisien.
3. Konsumsi Energi Cukup Besar
Meskipun suhu penggorengan lebih rendah, mesin ini butuh energi besar mengoperasikan pompa vakum, sistem pemanas, pendingin minyak. Ini berarti tagihan listrik akan meningkat, apalagi jika mesin di gunakan terus-menerus setiap hari.
Selain itu, efisiensi energi sangat tergantung pada kualitas mesin. Kalau mesinnya buatan lokal dengan teknologi sederhana, konsumsi listrik bisa lebih boros dibanding mesin industri impor yang sudah hemat energi.
4. Perawatan Dan Pembersihan Rumit
Karena sistemnya tertutup dan melibatkan tekanan. Pembersihan penggorengan vacuum frying tidak semudah membersihkan wajan biasa.
Setiap bagian seperti tabung, selang, dan pompa vakum harus di bersihkan secara teliti. Itu agar tidak ada sisa minyak atau partikel yang menempel.
Kalau kebersihan di abaikan, bisa muncul kerak atau endapan yang memengaruhi tekanan vakum dan hasil gorengan. Selain itu, pompa vakum juga butuh pelumasan dan perawatan rutin supaya tetap bekerja optimal.
5. Membutuhkan Ruang Dan Instalasi Khusus
Mesin vacuum frying tidak bisa diletakkan di sembarang tempat. Karena ukurannya besar dan membutuhkan ventilasi, instalasi listrik khusus, serta ruang untuk pendinginan minyak, kamu perlu area produksi yang memadai.
Untuk usaha kecil rumahan, ini bisa jadi tantangan tersendiri karena keterbatasan tempat. Kalau ruangan tidak memiliki sistem sirkulasi udara yang baik, panas dari mesin bisa membuat lingkungan kerja tidak nyaman.
6. Tidak Cocok Untuk Semua Jenis Bahan
Walaupun vacuum frying bisa menghasilkan keripik dari berbagai buah dan sayur, tidak semua bahan cocok diproses dengan cara ini. Bahan yang terlalu lembek, mengandung banyak air, atau punya tekstur halus bisa gagal menjadi renyah.
Selain itu, bahan dengan kadar gula tinggi berpotensi menyebabkan karamelisasi berlebih di dalam minyak, hasilnya mudah gosong atau berubah warna. Jadi, perlu uji coba dulu sebelum menentukan bahan baku ideal untuk diolah.
7. Biaya Operasional Dan Perawatan Tinggi
Selain biaya pembelian mesin, penggorengan ini juga perlukan pengeluaran tambahan untuk perawatan, penggantian oli, serta penggantian spare part seperti seal atau pipa vakum. Pompa vakum adalah komponen cukup sensitif.
Serta, bisa rusak jika digunakan berlebihan tanpa perawatan berkala. Hal-hal seperti ini sering membuat biaya operasional membengkak.
Kalau tidak di kelola dengan baik, keuntungan usaha bisa tergerus. Nah, tergerus oleh biaya maintenance yang tinggi.
8. Risiko Teknis Saat Pengoperasian
Karena bekerja dengan tekanan rendah dan suhu terkontrol, penggorengan vacuum frying membutuhkan operator yang paham sistemnya. Kalau salah pengaturan, hasil produk bisa gagal: terlalu berminyak, gosong sebagian, atau tidak renyah.
Selain itu, kesalahan dalam menjaga tekanan bisa menyebabkan kebocoran atau kerusakan mesin. Jadi, operator perlu pelatihan dasar sebelum benar-benar mengoperasikan alat ini secara rutin.
Kesimpulan Kekurangan Penggorengan Vacuum Frying
Kekurangan penggorengan vacuum frying perlu di perhatikan sebelum berinvestasi dalam alat ini. Harga mesin tinggi, kapasitas produksi terbatas, dan konsumsi listrik besar adalah beberapa hal perlu perhitungan sejak awal.
Selain itu, perawatan yang rumit, kebutuhan ruang besar, serta risiko kerusakan teknis juga jadi tantangan tersendiri. Ditambah lagi, tidak semua bahan cocok untuk metode ini dan biaya operasionalnya tergolong tinggi.
Jadi, ayo pertimbangkan kebutuhan usaha, kemampuan modal dengan matang sebelum gunakan sistem vacuum frying. Jika tertarik bisa kunjungi web Mesin Vacuumfrying. Tetapi jika tertarik selain itu bisa kunjungi web Rumah Mesin.
Seorang penulis yang ingin menulis
